"Keponakan saya umurnya dua tahun belum bisa bicara jelas. Kalau mau sesuatu sering cuma nunjuk sambil bilang 'uh-uh'. Sering kayak bingung kalau mau bicara. Mungkin dia biasa lihat orang nyanyi pakai bahasa Inggris, tapi orang tuanya pakai bahasa Indonesia," kata Siska, dikutip dari pernyataan salah satu pembaca detikHealth.
Psikolog Ajeng Raviandi, MPsi. Psikolog membenarkan kebiasaan menggunakan dua bahasa memang seringkali menyebabkan si kecil terlambat berbicara. "Iya, ini karena bikin anaknya jadi bingung. Misalnya bingung mau bilang mom atau ibu. Karena bingung jadinya sulit untuk bicara," tuturnya dalam talkshow parenting di Mom and Baby Fair yang digelar di Balai Kartini, Jl Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Belajar bahasa asing bukan perkara dilakukan sejak dini atau tidak, tapi lebih baik dilakukan ketika anak sudah bisa menguasai satu bahasa terlebih dahulu. Belajar bicara, dengan menggunakan bahasa yang konsisten digunakan, akan membuat anak paham lebih cepat. Setelah paham, baru bisa dikenalkan bahasa lainnya.
"Sebagian besar terlambat bicara adalah kurang latihan. Misalnya anak dibiarkan main sendiri, terlalu pasif, terlalu banyak menonton televisi. Soalnya kan televisi itu ngomong terus, anak cuma melihat, tidak ada interaksi dua arah," papar Ajeng.
Bermain, lanjut psikolog berambut panjang ini, merupakan salah satu kegiatan yang bisa mengembangkan aspek berbahasa anak. Untuk itu, dia menyarankan orang tua ikut bermain bersama anak, antara lain untuk menstimulasi kemampuan bahasa si kecil.
loading...